Kamis, 06 September 2012

Terkendala Mafia Tanah, 2 Kilang Pertamina Pindah ke Bontang

Rista Rama Dhany - detikfinance
Kamis, 06/09/2012 16:41 WIB
Browser anda tidak mendukung iFrame
Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memutuskan untuk memindahkan lokasi 2 kilang baru Pertamina ke Bontang dari lokasi sebelumnya di Tuban dan Balongan. Langkah ini dilakukan karena terkendala pembebasan lahan akibat harga tanah yang naik cukup tinggi.

Hal ini disampaikan oleh Wakil Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Rudi Rubiandini, ketika ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Kamis (6/9/2012).

"Dua-duanya (Kilang Baru) dipindah ke Bontang, Presiden sudah memutuskannya dan sudah ada Keppresnya (Keputusan Presiden)," kata Rudi.

Dikatakan Rudi, pemindahan kilang baru Pertamina tersebut ke Bontang dikarenakan Pertamina memiliki lahan milik sendiri di Bontang jad tanpa perlu dipusingkan membebaskan tanah.

"Di Bontang dipilih karena Pertamina memiliki lahan sendiri yang cukup, tadi tidak perlu repot membebaskan tanah sebagaimana terjadi di lokasi yang diinginkan sebelumnya (Tuban dan Balongan) dikarenakan marak terjadi spekulasi tanah disana," ucap Rudi.

Pemindahan lokasi 2 kilang baru ke Bontang tersebut kata Rudi tidak menimbulkan masalah, karena kedua mitra Pertamina dalam pembangunan kilang baru yakni Kuwait Petroleum Corporation dan Saudi Aramco Asia Company Limited tidak mempermasalahkan pemindahan lokasi tersebut.

"Pemindahan lokasi tidak ada masalah, bahkan ada dua kilang dalam satu daerah," katanya.

Seperti diketahui, Pertamina berencana membangun kilang minyak baru dalam rangka mewujudkan ketahanan energi, kilang pertama (Balongan II Refinary) berkapasitas produksi 300.000 barel per hari dengan mengadeng parter Kuwait Petroleum Corporation yang ditargetkan beroperasi pada 2018.

Sedangkan kilang kedua (Tuban Refinary) berkapasitas produksi 300.000 barel per hari dengan mengandeng mitra Saudi Aramco Asia Company, Ltd yang ditargetkan beroperasi pada 2018.

Dengan beroperasinya 2 kilang tambahan tersebiut Pertamina menargetkan produksi Bahan Bakar Minyak pada 2018 dapat meningkat menjadi 66,7 juta kilo liter (KL).

Sementara untuk rencana pembangunan kilang minyak dan Petrokimia yang dilakukan pemerintah sendiri dengan kapasitas produksi 300.000 barel per hari dengan biaya melalui APBN sebesar Rp 90 triliun kata Rudi akan mundur satu tahun dari yang ditargetkan.

"Awalnya kilang baru yang dibangun pemerintah sendiri ditargetkan beroperasi 2018, tapi mundur baru beroperasi 2019, sedangkan lokasi kilang masih dalam pengkajian," tandas Rudi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar