Masjid kemudian dibangun di daerah luar Semenanjung Arab, seiring dengan
kaum Muslim yang bermukim di luar Jazirah Arab. Mesir menjadi daerah
pertama yang dikuasai oleh kaum Muslim Arab pada tahun 640.
Sejak saat itu, Ibukota Mesir, Kairo dipenuhi dengan masjid. Maka dari
itu, Kairo dijuluki sebagai kota seribu menara. Beberapa masjid di Kairo
berfungsi sebagai sekolah Islam atau madrasah bahkan sebagai rumah
sakit.
Masjid di Sisilia dan Spanyol tidak menirukan desain arsitektur
Visigoth, tetapi menirukan arsitektur bangsa Moor. Para ilmuwan kemudian
memperkirakan bahwa bentuk bangunan pra-Islam kemudian diubah menjadi
bentuk arsitektur Islam ala Andalus dan Magribi, seperti contoh lengkung
tapal kuda di pintu-pintu masjid
Masjid pertama di Cina berdiri pada abad ke 8 Masehi di Xi'an. Masjid
Raya Xi'an, yang terakhir kali di rekonstruksi pada abad ke 18 Masehi,
mengikuti arsitektur Cina. Masjid di bagian barat Cina seperti di daerah
Xinjiang, mengikuti arsitektur Arab, dimana di masjid terdapat kubah
dan menara. Sedangkan, di timur Cina, seperti di daerah Beijing,
mengandung arsitektur Cina.
Masjid mulai masuk di daerah India pada abad ke 16 semasa kerajaan Mugal
berkuasa. Masjid di India mempunyai karakteristik arsitektur masjid
yang lain, seperti kubah yang berbentuk seperti bawang.
Kubah jenis ini dapat dilihat di Masjid Jama, Delhi.
Masjid pertama kali didirikan di Kesultanan Utsmaniyah pada abad ke 11
Masehi, dimana pada saat itu orang-orang Turki mulai masuk agama Islam.
Beberapa masjid awal di Turki adalah Aya Sofya, dimana pada zaman
Bizantium, bangunan Aya Sofya merupakan sebuah katedral. Kesultanan
Utsmaniyah memiliki karakteristik arsitektur masjid yang unik, terdiri
dari kubah yang besar, menara dan bagian luar gedung yang lapang.
Masjid di Kesultanan Usmaniyah biasanya mengkolaborasikan tiang-tiang
yang tinggi, jalur-jalur kecil di antara shaf-shaf, dan langit-langit
yang tinggi, juga dengan menggabungkan mihrab dalam satu masjid.
Sampai saat ini, Turki merupakan rumah dari masjid yang berciri khas arsitektur Utsmaniyah.
Secara bertahap, masjid masuk ke beberapa bagian di Eropa. Perkembangan
jumlah masjid secara pesat mulai terlihat seabad yang lalu, ketika
banyak imigran Muslim yang masuk ke Eropa. Kota-kota besar di Eropa,
seperti Munich, London dan Paris memilki masjid yang besar dengan kubah
dan menara.
Masjid ini biasanya terletak di daerah urban sebagai pusat komunitas dan
kegiatan sosial untuk para muslim di daerah tersebut. Walaupun begitu,
seseorang dapat menemukan sebuah masjid di Eropa apabila di sekitar
daerah tersebut ditinggali oleh kaum Muslim dalam jumlah yang cukup
banyak.
Masjid pertama kali muncul di Amerika Serikat pada awal abad ke 20.
Masjid yang pertama didirikan di Amerika Serikat adalah di daerah Cedar
Rapids, Iowa yang dibangun pada kurun akhir 1920an.
Bagaimanapun, semakin banyak imigran Muslim yang datang ke Amerika
Serikat, terutama dari Asia Selatan, jumlah masjid di Amerika Serikat
bertambah secara drastis.
Dimana jumlah masjid pada waktu 1950 sekitar 2% dari jumlah masjid di
Amerika Serikat, pada tahun 1980, 50% jumlah masjid di Amerika Serikat
didirikan.
DiIndonesia, Masjid Pertama ternyata masih menjadi perdebatan, ada yang
bilang Masjid Baiturahman di Aceh adalah Masjid Pertama di Indonesia,
dan dari banyak Situs yang ada, Masjid Pertama di Indonesia ternyata
yang memberi nama adalah orang Tionghoa!, yaitu Laksamana Cheng Hoo,
dengan Masjid Muhamad Cheng Hoo,,
Sholat Jumat Pertama digelar.
Allah SWT telah berfirman dalam surat Al Jumuah ayat 9:
“Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan
sembahyang pada hari Jumat, maka bersegeralah kamu kepada mengingat
Allah dan tinggalkanlah jual beli.
Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetaahui.”
Tak berselang lama setelah perintah tersebut turun, Rasulullah SAW pun mengajak umatnya untuk mengerjakan salat Jumat.
Lantas kapan dan dimana momentum itu terjadi?
Sejarah kota Madinah mencatat, ketika Rasul SAW memutuskan untuk
berhijrah dari Makkah ke Madinah, beliau sempat membangun masjid.
Masjid pertama yang dibangun adalah Masjid Quba, yang terletak di
kampung Quba, berjarak sekira empat kilometer di sebelah selatan Masjid
Nabawi.
Setelah mendirikan masjid ini, Rasul bersama dengan sahabat Abu Bakar
as-Siddiq melanjutkan perjalanan menuju Madinah. Namun, sebelum sampai
di tempat tujuan, beliau singgah di kampung Bani Sulaim.
Bertepatan dengan Jumat, dan waktunya sudah menjelang salat zuhur, Rasul
lantas mengajak para sahabat dan kaum muslimin yang ada pada saat itu,
untuk mendirikan salat Jumat.
Salat Jumat tersebut dilaksanakan Rasul SAW di sebuah lembah yang
terletak di Kampung Bani Sulaim. Letaknya berdekatan dengan Masjid Quba.
Menurut Junaidi Halim dalam bukunya Makkah-Madinah dan Sekitarnya, nama
lembah tersebut adalah Wadi Ranuna. Sebagai peringatan atas pelaksanaan
salat Jumat itu didirikanlah sebuah masjid di lokasi yang kemudian
diberi nama Masjid Jumat.
Menurut Hanafi al-Mahlawi dalam Al-Amakin al-Masyhurah fi Hayati
Muhammad SAW, salat Jumat yang dilaksanakan di lokasi tersebut merupakan
salat yang pertama kali. Sebab, sebelumnya beliau kesulitan
melaksanakan salat Jumat karena kuatnya tekanan dan penindasan yang
dilakukan kafir Quraisy terhadap kaum Muslim.
Informasi di atas dibenarkan Ketua Lembaga Takmir Masjid PBNU KH Abdul
Ghoni saat berbincang dengan okezone di Jakarta. Menurut dia, perintah
ibadah salat Jumat tidak turun bersamaan dengan perintah salat lima
waktu dalam peristiwa Isra’ Mi’raj.
Kewajiban tersebut baru turun setelah ada firman Allah dalam surat Al Jumuah ayat 9.
“Dan di Masjid Jumat-lah, ibadah salat Jumat pertama kali dilaksanakan,” ujar pria yang sudah sering berkunjung ke Madinah itu.
Ada pendapat yang menyatakan bahwa lokasi pelaksanaan salat Jumat waktu
itu terletak di sisi kanan jalan dari Quba menuju Madinah. Ada pun
jumlah kaum Muslim yang mendirikan salat Jumat ketika itu mencapai
seratus orang. Menurut HM Iwan Gayo dalam Buku Pintar Haji dan Umrah,
Masjid Jumat berukuran 7 x 5,5 meter persegi.
Kini Masjid Jumat menjadi salah satu tempat yang kerap dikunjungi jamaah
haji dari berbagai negara. Akan tetapi, jamaah haji yang berkunjung ke
sana hanya bisa berdoa di luar pintu, karena masjid tersebut hanya
dibuka pada waktu-waktu salat saja.
Perlu diketahui, kewajiban melaksanakan salat Jumat juga ditegaskan oleh
Rasulullah SAW sebagaimana sabda beliau: “Salat Jumat itu wajib bagi
tiap-tiap muslim, dilaksanakan secara berjamaah, kecuali empat golongan
yaitu budak, wanita, anak kecil, dan orang yang sedang menderita sakit.”
(HR. Abu Daud dan Al-Hakim, hadits shahih)
Selanjutnya dalam hadits yang diriwayatkan Abul Ja’ad adh-Dhumasry RA.
Rasulullah SAW bersabda,”Barangsiapa meninggalkan tiga kali salat Jumat
karena menganggap enteng (malas) tanpa alasan yang bisa diterima,
niscaya Allah SWT akan menutup hatinya.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar