Namun sapa nyana dibalik popularitasnya, ada beberapa hal yang patut dicermati dari lirik lagunya, it will rain. Dalam lagu tersebut, entah sadar atau tidak, Bruno seakan tengah mengkampanyekan ajaran ateisme yang memang menjamur di Negara asalnya Amerika Serikat. Lirik yang bermasalah itu adalah, There’s no religion that could save me, tidak ada agama yang bisa menyelamatkan aku. No matter how long my knees are on the floor, Tidak peduli berapa lama aku berlutut di lantai.
It will rain mulai rilis di pasaran Amerika pada 22 September tahun 2011. Lagu ini pun kemudian didapuk menjadi soundtrack film The Twilight Saga: Breaking Dawn Part I. Sebuah Film Fantasi romantic hasil arahan Bill Condon yang didasarkan pada novel Breaking Dawn karangan Stephenie Meyer. Sama dengan Bruno Mars, film ini pun juga banyak menyedot perhatian baik remaja maupun pecinta film di Indonesia.
Lagu it will rain berkisah tentang seorang pria yang ditinggalkan oleh kekasihnya. Dalam lagu tersebut, dikisahkan sang pria tidak bisa hidup tanpa sang kekasih. Segala daya dan upaya telah ia lakukan, namun ditinggalkan sang kekasih adalah hal menyakitkan. Cause there'll be no sunlight if I lose you, baby. There'll be no clear skies if I lose you, baby. Karena tidak akan ada sinar matahari. Jika aku kehilangan dirimu, sayang. Tidak akan ada langit yang cerah. Jika aku kehilangan dirimu, sayang.

Mars lebih melankolis. Karena baginya perempuan harus lebih dihormati daripada agama. Tuhan belum tentu bisa menyelamatkan jiwanya, tapi wanita adalah sumbu cinta dalam hati tiap pria. Kini lagu It Will rain banyak diunduh para pencinta musik di Indonesia. Tanpa sadar mereka sudah mendaulat diri bahwa perempuan, kekasih, bahkan cinta lebih tinggi dari Tuhan.There's no religion that could save me.. No matter how long my knees are on the floor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar